Penalaran adalah proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh suatu kesimpulan
berupa pengetahuan yang memiliki proses berfikir manusia yang menghubungkan suatu data menjadi sebuah kesimpulan . Lalu pernyataan yang digunakan adalah proposisi , apabila dalam meilah pengamatan sejenis maka sejenis pula pengamatannya .Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak
ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran
induktif dan deduktif. Penalaran ilmiah mencakup kedua proses penalaran itu.
Ciri-ciri Penalaran :
1. Adanya suatu pola berpikir yang
luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2. Sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan
langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara
analitik.
Penalaran
Induktif
Penalaran
Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus,
prosesnya disebut induksi.
- Contoh : Ayam memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Bebek memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Burung memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Kesimpulannya : Semua hewan yang memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Bebek memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Burung memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Kesimpulannya : Semua hewan yang memiliki sayap berkembang biak dengan bertelur.
Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses
penalaran yang bertolak atau berlaku umum dari sejumlah gejala fenomena individual atau khusus menuju sebuah kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena
individual yang diselidiki secara teliti dan fakta.
Macam – macam generalisasi :
1. Generalisasi sempurna adalah
generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
- Contohnya seperti sensus penduduk.
2.
Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.
- Contohnya hampir setiap minggu akan ada selalu berita terbaru.
Analogi
Analogi adalah persamaan atau suatu proses penalaran
untuk menjadikan dasar yang menarik kesimpulan /referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat
esensisal penting yang bersamaan.
- Contohnya : Apabila ingin jadi Guru belajar lah yang rajin dan sungguh-sungguh . Begitu juga dengan Desainer apabila ingin menjadi Arsitektur yang hebat maka belajarlah yang rajin dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu apabila ingin menjadi Guru dan Arsitektur belajarlah yang rajin dan sungguh-sungguh.
- Contohnya : Apabila ingin jadi Guru belajar lah yang rajin dan sungguh-sungguh . Begitu juga dengan Desainer apabila ingin menjadi Arsitektur yang hebat maka belajarlah yang rajin dan sungguh-sungguh. Oleh karena itu apabila ingin menjadi Guru dan Arsitektur belajarlah yang rajin dan sungguh-sungguh.
Hubungan
Kausal
Hubungan kausal adalah cara penalaran
yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab
akibat. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
- Contohnya : Kemarin Xavier tidak dapat mengalahkan lawannya di pertandingan Tinju.
Hari ini pengumuman hasil poin pertandingan Tinju nya , Xavier kalah. Karena itu, Xavier pasti tidak bersungguh-sungguh latihannya.
Hipotesa dan Teori
Hipotese (hypo“di bawah“, tithenai“menempatkan“)
adalah semacam teori atau kesimpulan yang diterima sementara waktu untuk
menerangkan fakta-fakta tertentu sebagai penentu dalam peneliti fakta-fakta
tertentu sebagai penuntun dalam meneliti fakta-fakta lain secara lebih lanjut.
Sebaliknya teori sebenarnya merupakan hipotese yang secara relatif lebih kuat
sifatnya bila dibandingkan dengan hipotese.
-Contoh : Tanzi & Davoodi (1998) membuktikan bahwa dampak
korupsi pada pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan melalui empat hipotesis
(semua dalam kondisi ceteris paribus) :
Hipotesis pertama: tingginya tingkat korupsi memiliki
hubungan dengan tingginya investasi publik. Politisi yang korup akan
meningkatkan anggaran untuk investasi publik. Sayangnya mereka melakukan itu
bukan untuk memenuhi kepentingan publik, melainkan demi mencari kesempatan
mengambil keuntungan dari proyek-proyek investasi tersebut. Oleh karena itu,
walau dapat meningkatkan investasi publik, korupsi akan menurunkan
produktivitas investasi publik tersebut. Dengan jalan ini korupsi dapat
menurunkan pertumbuhan ekonomi.
Hipotesis kedua: tingginya tingkat korupsi berhubungan
dengan rendahnya penerimaan negara. Hal ini terjadi bila korupsi berkontribusi
pada penggelapan pajak, pembebasan pajak yang tidak sesuai aturan yang berlaku,
dan lemahnya administrasi pajak. Akibatnya adalah penerimaan negara menjadi
rendah dan pertumbuhan ekonomi menjadi terhambat.
Hipotesis ketiga: tingginya tingkat korupsi
berhubungan dengan rendahnya pengeluaran pemerintah untuk operasional dan
maintenance. Seperti yang diuraikan pada hipotesis pertama, politisi yang korup
akan memperjuangkan proyek-proyek investasi publik yang baru. Namun, karena
yang diperjuangkan hanya proyek-proyek yang baru (demi mendapat kesempatan mencari
keuntungan demi kepentingan pribadi) maka proyek-proyek lama yang sudah
berjalan menjadi terbengkalai. Sebagai akibatnya pertumbuhan ekonomi menjadi
terhambat.
Hipotesis keempat: tingginya tingkat korupsi
berhubungan dengan kualitas investasi publik. Masih seperti yang terdapat dalam
hipotesis pertama, bahwa dengan adanya niat politisi untuk korupsi maka
investasi publik akan meningkat, namun perlu digarisbawahi bahwa yang meningkat
adalah kuantitasnya, bukan kualitas. Politisi yang korup hanya peduli pada
apa-apa yang mudah dilihat, bahwa telah berdiri proyek-proyek publik yang baru,
akan tetapi bukan pada kualitasnya. Sebagai contoh adalah pada proyek
pembangunan jalan yang dana pembangunannya telah dikorupsi. Jalan-jalan
tersebut akan dibangun secara tidak memenuhi persyaratan jalan yang baik.
Infrastruktur yang buruk akan menurunkan produktivitas yang berakibat pada
rendahnya pertumbuhan ekonomi.
Penalaran
Deduktif
Penalaran Deduktif adalah Cara berpikir
dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus.
- Contohnya : Pada siang hari lalu lintas di Bekasi macet
dikarenakan terlalu banyak kendaraan yang menuju daerah Kawasan dan semakin
banyaknya para pekerja yang bekerja kawasan memakai kendaraan pribadi.
Premis
Premis adalah pernyataan yang digunakan
sebagai dasar penarikan kesimpulan.Kemudian premis dapat dibedakan dengan
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis
yang termnya menjadi subjek).
- Contohnya : Semua cendekiawan adalah manusia pemikir, Semua ahli filsafat adalah cendekiawan, Semua ahli filsafat adalah manusia pemikir.
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan
kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi ( pernyataan )
dan sebuah konklusi ( kesimpulan ).
- Contohnya : Barang siapa mengambil kesalahan harus
dihukum. Ia mengambil kesalahan. Ia harus dihukum.
Entimem
Entimem
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme.
Tetapi di dalam entimem premisnya dihilangkan / tidak diucapkan karena sudah
sama-sama diketahui.
- Contohnya : Proses fotosintesis memerlukan sinar matahari.
Pada malam hari tidak ada matahari. Pada malam hari tidak mungkin ada
fotosintesis.
Proposisi
Proposisi
adalah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang antara dua atau
beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Proposisi merupakan suatu
kegiatan rohani baik menyuguhkan atau mengingkari.
- Contohnya : Proposisi yang menyuguhkan “Semua gitar dapat di petik” dan proposisi yang mengingkarinya “Semua gitar tidak dapat di petik”.
Term
Term adalah sejumlah kata yang dapat berdiri sendiri atau kelompok
kata yang menempati subjek (S) dan predikat (P). Term merupakan ekspresi verbal dari pengertian, dan bahwa tidak semua kata pada
dirinya sendiri sebagai subyek atau predikat didalam suatu proposisi.
- Contohnya : Orangtua asuh, Pecinta Alam. Binatang
Referensi : http://hertynfrianka.blogspot.com/2013/03/teori-penalaran_22.html
Referensi : http://hertynfrianka.blogspot.com/2013/03/teori-penalaran_22.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar